Mendonorkan darah bagi sesama adalah tindakan mulia yang patut diteladani. Meski demikian, tidak semua orang bersedia untuk menjadi pendonor. Alasan yang sering ialah karena takut proses penyadapan darah akan menimbulkan rasa sakit serta efek negatif pasca proses donor tersebut. Apakah memang benar demikian? Yuk, simak faktanya!
Tidak semua orang dapat mendonorkan darahnya, sebab ada persyaratan yang harus dipenuhi dan akan dicek oleh petugas PMI sebelum kamu dinyatakan boleh menjadi pendonor.
Setiap orang mengalami efek yang berbeda pasca donor darah. Umumnya efek yang dialami termasuk dalam kategori ringan, sehingga kamu tidak perlu khawatir ya.
Banyak orang hanya memahami bahwa mendonorkan darah adalah salah satu bentuk berbagi dengan sesama saja, tahukah kamu bahwa menjadi pendonor darah secara rutin juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita.
Donor darah bisa mengurangi risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah, sehingga membuat aliran darah di dalam tubuh menjadi lebih lancar dan jantung berdetak dengan lebih teratur dan stabil.
Beberapa riset menunjukkan bahwa orang yang rajin mendonorkan darah berisiko lebih rendah untuk terkena berbagai penyakit, seperti serangan jantung, kanker, dan stroke. Selain itu, rutin donor darah juga diduga dapat membuat kadar zat besi dalam darah menjadi stabil.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kebiasaan mendonorkan darah bisa menurunkan kolesterol jahat (LDL dan trigliserida) dalam darah. Dengan demikian, risiko terbentuknya plak atau sumbatan di pembuluh darah bisa berkurang, sehingga aliran darah dan fungsi organ bisa berjalan lancar.
Untuk mengganti jumlah darah yang hilang, sumsum tulang akan menghasilkan sel-sel darah merah disertai hemoglobin yang baru dan sehat. Proses ini berlangsung beberapa minggu. Setelah tubuhmu memperoleh sel-sel darah merah baru, darah akan mengangkut oksigen dengan lebih efektif sehingga tubuh menjadi lebih bugar dan sehat.
Pemeriksaan atau skrining secara gratis untuk mendeteksi penyakit serius, seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa darah yang kamu sumbangkan aman untuk digunakan sebagai transfusi darah.
Bagaimana, apakah kamu sudah siap untuk mendonorkan darah?