INSTO Official Eye Drop Piala Presiden E-Sport 2020, Meningkatkan Kesadaran Para Gamers akan Gejala Mata Kering

3 tahun yang lalu

INSTO turut mendukung Piala Presiden E-Sport 2020 yang diselenggarakan oleh IESPL, sebagai lanjutan dari kampanye INSTO Dry Eyeducation yang dimulai sejak 2019. Edukasi dan dukungan kepada para gamers diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia, khususnya para gamers untuk mengenali gejala-gejala mata kering yang mungkin dialami akibat fokus menatap layar.

INSTO sebagai market leader yang sudah dipercaya selama 30 tahun, dengan salah satu variannya yaitu INSTO Dry Eyes, berfungsi membantu mengatasi gejala mata kering. INSTO adalah brand tetes mata Combiphar, perusahaan consumer healthcare Indonesia, yang memiliki visi ‘Championing a Healthy Tomorrow’.

Mata kering merupakan kondisi saat produksi air mata tidak mampu melumasi mata secara memadai, sehingga mata tidak dapat membasuh debu atau benda asing yang mengganggu mata. Beberapa faktor penyebab termasuk kebiasaan mengakses gawai dalam waktu lama yang dilakukan oleh masyarakat, termasuk gamers, dapat memicu permasalahan mata kering. Berdasarkan data Nielsen Consumer Media View, Oktober 2019, kebanyakan gamers menghabiskan waktu hingga 7 jam per hari, dan 87% nya menggunakan smartphone.

“Para gamers biasanya fokus menatap layar sehingga suka kurang berkedip. Ini salah satu penyebab gejala mata kering. INSTO ingin meningkatkan kesadaran atas gejala mata kering, seperti kondisi mata sepet, pegal & perih. INSTO percaya bila para gamers, terutama atlet e-sport, sadar akan kondisi ini dan solusi mengatasi mata kering, bisa membantu mereka bermain lebih sehat dan berprestasi untuk Indonesia,” ujar Weitarsa Hendarto, Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar.

Dr. Nina Asrini Noor, Sp.M; Dokter Spesialis Mata, Dry Eye Service RS Mata JEC, menjelaskan “Para gamers membutuhkan konsentrasi penuh pada mata mereka untuk menatap layar komputer/smartphone. Hal ini sangat memungkinkan mereka mengalami mata kering/ gangguan air mata. Proses berkedip / blinking rate sangat penting untuk menjaga kelembapan mata. Aktivitas dengan atensi visual atau fokus tinggi dalam durasi waktu lama, seperti menatap monitor atau gawai, dapat menjadi faktor penyebab mata kering. Karena pada saat sedang fokus, frekuensi berkedip berkurang, sehingga air mata terganggu dan timbul gejala seperti mengganjal, mudah merah berulang, berair, terasa kering, sensasi berpasir, ada kotoran mata, terasa lengket, rasa gatal yang memicu untuk mengucek mata. Mengemudikan kendaraan juga termasuk kegiatan dengan atensi visual tinggi, yang juga dapat menimbulkan mata lelah atau kering.”

Sebagai mantan vokalis group band Nidji yang sekarang menekuni dunia games, Giring Ganesha mengungkapkan di Indonesia ada 43 juta gamers (Newzoo Report, The Indonesian Gamer, 2017). “Sebagai gamers kita memang punya kebiasaan fokus main games dan menatap layar, yang memungkinkan gamers mengalami mata kering dan bisa berujung mengurangi kenyamanan nge-game.“ ujar Giring Ganesha, Ketua Penyelenggara, Piala Presiden E-sports 2020. “Terima kasih Insto yang sudah siap berkomitmen untuk membantu atlet e-sport Indonesia dapat bermain lebih baik lagi, tidak hanya untuk Piala Presiden E-sport, tetapi juga turnamen turnamen tingkat nasional dan dunia kedepan. Para atlet e-sport kita juga harus terus di sosialisasikan bahwa di pertandingan, mata mereka adalah instrumen kemenangan sesungguhnya, maka kesehatan mata harus diutamakan,” lanjutnya.

“Kampanye mata kering INSTO Dry Eyeducation sudah di mulai sejak 2019 dan partisipasi di Piala Presiden E-sport 2020 sebagai official eye drop merupakan rangkaian dari kampanye ini. Kedepannya, INSTO melalui varian INSTO Dry Eyes akan terus berkampanye dalam mengedukasi masyarakat mengenai gejala mata kering dan bagaimana INSTO Dry Eyes dapat berperan untuk membantu mengatasi gejala mata kering. Beragam upaya yang dilakukan oleh INSTO, seperti bekerja sama dengan institusi salah satunya dengan Jakarta Eye Centre dan organisasi lainnya seperti IESPL, diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia memahami gejala mata kering.” tutup Weitarsa.