Bullying adalah tindakan yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang kepada orang lain dengan maksud untuk menyakiti atau mempermalukan. Tidak hanya secara fisik, tapi bullying pun bisa dilakukan secara psikologis misal melalui kata-kata menyakitkan. Pernahkah menjumpai hal tersebut terjadi di sekitar lingkunganmu?
Pada lingkungan anak-anak, pelaku bullying biasanya adalah anak yang berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap popular. Sedangkan anak-anak yang paling rentan menghadapi risiko untuk di-bully seringkali adalah anak-anak yang berasal dari masyarakat yang terpinggirkan, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah, anak-anak dengan penampilan atau ukuran tubuh yang berbeda, anak-anak penyandang disabilitas, atau anak-anak yang berasal dari suku atau daerah yang berbeda.
Bullying dapat menimbulkan dampak yang berbahaya dan jangka panjang bagi anak-anak. Mereka dapat mengalami masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan. Lebih parah lagi di kemudian hari dapat menyebabkan penyalahgunaan narkoba dan penurunan prestasi di sekolah.
Tidak hanya terjadi melalui interaksi langsung, bullying dapat terjadi secara online melalui berbagai platform di mana si kecil berinteraksi, misal melalui media sosial. Lalu apa yang harus kamu lakukan jika mengetahui bahwa si kecil menjadi korban bullying?
Keterbukaan dan kerja sama antar anggota keluarga penting untuk menghindarkan si kecil menjadi korban bullying maupun pelaku bullying. Jika saat ini kamu sendang mengalaminya, segeralah untuk membangun komunikasi yang baik dengan si kecil untuk membantunya menghadapi ‘gangguan’ yang sedang dihadapi. Happy kid, happy parents!